Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan itu lebih baik dari mereka yang mengolok-ngolok(QS Al-Hujurat : 11)
Heboh kasusnya Audrey yang terkena penyiksaan dari teman-temannya karena perundungan atau bully. Jadi mengingatkan aku tentang masa sekolah dulu. Mungkin dulu masalah bullying dan perundungan gak sampai jadi viral kayak sekarang. Banyak anak-anak yang terkena bullying pada saat itu lebih memilih diam saja tapi lama-lama hilang dari sekolah.
Di tulisanku kali ini, aku hanya ingin berbagi pengalaman tentang kasus bully disekolah yang pernah aku dan temanku alami.
Kelas XI Sekolah Menengah Atas - Tahun Yang Memuakkan
Kelas XI atau kelas 2 SMA, kira-kira sekitar tahun 2005-2006. Aku sekolah di salah satu SMA Negeri yang cukup bagus dan mempunyai visi "Iman dan Taqwa". Gambaranku mengenai rok pendek saat sekolah SMA nyatanya hanya angan-angan. Di sekolahku ini, semua siswi wajib menggunakan seragam panjang meskipun tidak diwajibkan menggunakan hijab. Tapi ternyata meskipun begitu ada hikmah dan baik untukku. Aku terhindar dari cara berpakaiaan ketat dan pendek (kebayang dulu seperti apa, hehe)
Kurikulum berganti, saat aku dinyatakan naik kelas ke kelas XI penjurusan pun sudah dimulai. Ada 3 pilihan kelas yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Tapi sayang kelas bahasa ini gak ada peminatnya sehingga yang terbentuk hanya 5 kelas IPA dan 4 kelas IPS. Aku berpisah dengan teman kelas X karena dari kami berlima hanya aku yang memilih jurusan IPS (maklum aku benci matematika dan fisika saat itu).
Hari kelam itu dimulai, ternyata pilihan IPS itu membuatku bertemu dan sekelas dengan "geng" anak-anak perempuan 'populer'. Yap, bisa dibilang mereka cukup populer kala itu. Tapi bukan populer karena bidang akademiknya (hehe mungkin bisa dinilai sendiri).
Awalnya gak pernah merasa terganggu, tapi lama-kelamaan ketidaknyamanan itu mulai datang. Entah aku pernah melakukan kesalahan apa terhadap 5 perempuan ini. Yang jelas ketika dikelas aktif sedikit diomongin, dibilang cari muka dan lain sebagainya. Parahnya lagi kadangkala omongan mereka itu terdengar jelas memekikkan ke telinga. Saat itu aku ingin berteriak, marah, sedih, nangis. Tapi apa yang aku lakukan saat itu, aku gak kuasa, aku hanya bisa diam.
Sungguh looser!
Tapi ketika datang tugas kelompok, aku dengan legowo menerima mereka menjadi bagian dari anggota kelompokku (haha ini sebenernya gak banget sih)
Pokoknya buatku kelas XI SMA adalah tahun memuakkan. Tahun yang membuat aku demotivasi untuk datang dan belajar ke sekolah.
Tapi Alhamdulillah, itu hanya terjadi di kelas XI. Ketika naik kelas XII semua itu berlalu. Aku? ya ini aku yang sekarang.
Kisah si Fulanah
Kisah bullyan aku tadi mungkin masih bisa dibilang biasa, gak extreme meskipun tetap memuakkan.
Aku lebih kasian dengan teman sekelasku yang lain. Sebut saja namanya Fulanah. Fulanah seorang perempuan berhijab yang selalu sendiri. Di kelas XI, gak ada satupun yang mau menemaninya duduk. Fulanah memilih duduk sendiri di bangku paling depan. Orangnya pendiam. Saking pendiamnya aku gak inget pernah ngobrol dengannya atau gak.
Saat itu aku pun muak, melihat hampir semua anak lelaki dikelas membullynya. Fulanah selalu jadi bahan ejekan dan cemoohan. Tapi dia selalu diam, menyendiri. Kadang aku perhatikan raut mukanya sendu. Aku tahu, itu pasti menyakiti hati dan harga dirinya. Sedihnya lagi aku, iya aku yang teman sekelasnya pun gak bisa bantu dan nolongin dia kala itu.
Fulanah kadang keluar kelas, entah hanya untuk menghirup udara segar, entah sekedar menenangkan hati. Yang jelas semua cemoohan yang dilontarkan memang sangat menyakitkan. Bahkan sampai isi tasnya pun dibuka hanya untuk memperolok-olok dirinya.
Tapi Fulanah gak pernah sekalipun terlihat marah, entah apa yang dia rasakan kala itu.
Buat kamu fulanah, kalau kamu ada dibelahan bumi mana di dunia ini dan membaca tulisan ini, aku yakin kamu sekarang menjadi orang yang keren dan hebat. Aku minta maaf karena dulu gak sempat mendukung dan membela kamu dari 'teman-teman' yang jahat juga dzalim itu.
Jadi, apa sih akibat bullying itu?
Dari kisah nyata yang aku dan temanku alami. Aku bisa menyimpulkan kalau akibat bullyig ini benar-benar gak hanya bisa membuat hati kita terluka tapi demotivasi juga. Menurutku ini dia beberapa akibat yang terjadi apabila kena bullying.
1. Sulit untuk move on. Meskipun kejadian bullying itu sudah lama terjadi, tapi proses move on nya seseorang itu berbeda-beda. Ada yang cepat move on ada pula yang susah move on. Bahkan ada yang sampai seumur hidup susah move on karena di bully. Ada kalimat, sakit secara fisik itu diobati akan sembut, namun sakit secara psikis itu gak ada obatnya. Pasti membekas. Sama halnya denganku, membekas dan aku belum lupa akan kejadian itu.
2. Hilangnya rasa kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Akibat sering di bully, biasanya seseorang akan semakin gak peka, semakin cuek dan gak mau peduli dengan lingkungannya. Karena mereka berpikir saat mereka dibully pun gak ada satu orang pun yang mau peduli.
3. Demotivasi dan gak percaya sama diri sendiri. Seseorang yang menjadi korban bully akan merasa kalau dirinya gak punya potensi apapun. Merasa dirinya gak berharga, sehingga orang-orang pantas mengejeknya. Mungkin untuk kasus yang lebih parah ada yang bisa sampai ingin mengakhiri hidupnya.
4. Trauma dan susah beradaptasi dengan lingkungan baru. Balik lagi ke kondisi psikologi seseorang, ada yang bisa cepat mengatasi trauma ada yang sulit sekal untuk bangkit. Bahkan apabila ditempatkan dilingkungan baru pun, akan susah beradaptasi.
Cara agar korban bully cepat move on
Setelah tahu akibat dari pembullyan itu apa, terlebih mengalaminya sendiri. Ternyata aku dan korban bully diluar sana perlu berubah, perlu move on. Lalu cara apa sih yang bisa dilakukan agar korban bully cepat move on?
1. Butuh Support System
Gak perlu banyak orang untuk menjadi support system, cukup 1 atau 2 orang terdekat yang bisa diajak bicara dan pastinya gak menjudge dan gak lelah untuk mendengarkan segala macam keluh kesah dari korban bully ini. Pasti psikologis korban bully akan lebih baik.
2. Butuh Pendalaman Agama
Agama adalah tiang untuk bersandar. Agama berbicara tentang iman. Percaya dan yakin kepada yang Maha Kuasa. Kalau udah percaya dan yakin kepada yang Maha Kuasa, dijamin anak-anak korban bully ini akan jauh lebih kuat dan lebih positif. Meskipun gak punya support system yang mendukung, tapi pasti meyakini adanya Allah yang senantiasa hadir untuk mendengarkan segala keluh kesahnya lewat doa. Bisa melakukan pendalaman agama melalui datang ke majelis ilmu, ikut kegiatan kajian dan juga kegiatan lain yang tujuannya untuk memperdalam agama.
Bisa terbayangkan kalau seseorang gak punya agama, contoh kayak di negara korea yang kebanyakan atheis. Apa yang biasa mereka lakukan saat depresi atau stres? banyak dari mereka bunuh diri. Bisa jadi, salah satunya adalah karena gak ada tempat sandaran untuk berkeluh kesah.
Gak perlu banyak orang untuk menjadi support system, cukup 1 atau 2 orang terdekat yang bisa diajak bicara dan pastinya gak menjudge dan gak lelah untuk mendengarkan segala macam keluh kesah dari korban bully ini. Pasti psikologis korban bully akan lebih baik.
2. Butuh Pendalaman Agama
Agama adalah tiang untuk bersandar. Agama berbicara tentang iman. Percaya dan yakin kepada yang Maha Kuasa. Kalau udah percaya dan yakin kepada yang Maha Kuasa, dijamin anak-anak korban bully ini akan jauh lebih kuat dan lebih positif. Meskipun gak punya support system yang mendukung, tapi pasti meyakini adanya Allah yang senantiasa hadir untuk mendengarkan segala keluh kesahnya lewat doa. Bisa melakukan pendalaman agama melalui datang ke majelis ilmu, ikut kegiatan kajian dan juga kegiatan lain yang tujuannya untuk memperdalam agama.
Bisa terbayangkan kalau seseorang gak punya agama, contoh kayak di negara korea yang kebanyakan atheis. Apa yang biasa mereka lakukan saat depresi atau stres? banyak dari mereka bunuh diri. Bisa jadi, salah satunya adalah karena gak ada tempat sandaran untuk berkeluh kesah.
3. Trauma Healing
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, korban bullying pasti memiliki bekas luka. Bisa jadi bekas luka luar dan juga luka dalam. Luka dalam disini adalah perasaan, hati, ingatan. Semuanya terkoyak. Dan ini yang aku rasakan sampai sekarang. Memaafkan iya, namun kalau ditanya lupa, buktinya aku bisa ceritakan ditulisan ini. Karena segala sesuatu yang menyakitkan biasanya membekas dan lama sembuhnya.
Kalau diperlukan dan sekiranya kondisi psikologisnya memang dibutuhkan pengobatan lebih lanjut bisa dilakukan trauma healing. Sekarang banyak macamnya bukan hanya ke seorang psikolog, bisa therapy energi, bisa juga rukyah syar'i.
4. Butuh Lingkaran Pertemanan yang Lebih Baik
Cara terakhir yang pastinya cocok untuk membuat korban bully cepat move on menurut aku adalah dengan adanya lingkungan pertemanan yang jauh lebih baik. Contohnya ikut bergabung dengan komunitas majelis ta'lim, bergabung dengan komunitas olahraga, bergabung dengan komunitas yang meiliki hobi yang sama seperti memasak, memotret, menulis dan juga komunitas-komunitas dengan lingkungan positif lainnya.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, korban bullying pasti memiliki bekas luka. Bisa jadi bekas luka luar dan juga luka dalam. Luka dalam disini adalah perasaan, hati, ingatan. Semuanya terkoyak. Dan ini yang aku rasakan sampai sekarang. Memaafkan iya, namun kalau ditanya lupa, buktinya aku bisa ceritakan ditulisan ini. Karena segala sesuatu yang menyakitkan biasanya membekas dan lama sembuhnya.
Kalau diperlukan dan sekiranya kondisi psikologisnya memang dibutuhkan pengobatan lebih lanjut bisa dilakukan trauma healing. Sekarang banyak macamnya bukan hanya ke seorang psikolog, bisa therapy energi, bisa juga rukyah syar'i.
4. Butuh Lingkaran Pertemanan yang Lebih Baik
Cara terakhir yang pastinya cocok untuk membuat korban bully cepat move on menurut aku adalah dengan adanya lingkungan pertemanan yang jauh lebih baik. Contohnya ikut bergabung dengan komunitas majelis ta'lim, bergabung dengan komunitas olahraga, bergabung dengan komunitas yang meiliki hobi yang sama seperti memasak, memotret, menulis dan juga komunitas-komunitas dengan lingkungan positif lainnya.
***
Itu dia sedikit pengalamanku waktu jadi korban bully, dan cara cepat move on aku agar gak jadi orang yang pendendam apalagi sampai bisa merisak generasi selanjutnya. Aku harap dari tulisan aku ini, dapat memberikan sedikit motivasi buat kamu yang pernah ngalamin hal yang sama. Tenang, kamu gak sendirian dan manfaatkanlah sisa waktu hidupmu untuk berbahagia.
Stop Bullying and Let's Moving On. Selamat Berbahagia.
*) pict credit by pixabay.com dan pexels.com