Cara Menyelamatkan Anak Desa dari Putus Sekolah ala Pemuda Agus Akmaludin
Ditengah gempuran gaya hidup glamour pemuda dan pemudi jaman sekarang. Ternyata masih ada sosok pemuda yang peduli akan keberlangsungan generasi selanjutnya dalam dunia pendidikan. Agus Akmaludin namanya. Pemuda yang menjadi pencetus sekolah gratis SMP Djuantika di Cicalengka Kabupaten Bandung.
Agus Akmaludin
Pemuda asli Cicalengka Kabupaten Bandung ini semasa sekolah di perguruan tinggi termasuk pemuda yang cerdas dan dewasa. Saat kuliah pun, Agus mendapatkan penghargaan nilai tertinggi di fakultasnya. Seiring berjalannya waktu sampai akhirnya menikah. Agus masih sering berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya. Dosennya tahu kalau Agus memiliki potensi dan kualitas yang berbeda dari yang lain.
Sehingga akhirnya Agus terpikir untuk merintis sekolah gratis di Cicalengka. Ternyata tidak diduga kalau peminatnya banyak. Seiring berjalannya waktu, sekolahnya pun berkembang dan Agus sering diundang menjadi pembicara di banyak tempat. Agus memang memiliki jiwa pemimpin dan pelopor sedari muda maka tak heran jika sampai saat ini ia masih banyak mendapatkan penghargaan.
SMP Djuantika Penyelamat Anak Desa dari Putus Sekolah
SMP Djuantika pertama kali didirikan pada tahun 2018. Berlokasi di Kp Ranca Belut RT 02 RW 01 Kabupaten Bandung. SMP Djuantika ini merupakan SMP swasta dibawah kepemimpinan seorang kepala sekolah bernama Agus Akmaludin dan operator bernama Ahmad Rifai.
Saat ini SMP Djuantika masih menjadi sekolah penyelamat anak-anak desa agar tidak putus sekolah di Cicalengka. Dengan kurikulum SMP 2013. SMP Djuantika berhasil mendapatkan akreditasi B dari BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional) Sekolah/Madrasah.
Djuantika sendiri berasal dari singkatan nama pahlawan yakni Ir H Djuanda dan Dewi Sartika. Meskipun jalanan menuju SMP Djuantika ini cukup menantang, tapi SMP ini menjadi SMP satu-satunya yang berada di lembah pegunungan Masigit Kareumbi, Krenceng hingga Serewen.
Bermula dari bangunan yang berupa saung di tanah seluas 7 tumbak atau 1400 m. Atapnya masih menggunakan terpal dan injuk. Siswa yang belajar pun hanya 10 orang. Namun setelah mendapatkan izin operasional, SMP Djuantika tidak lagi beralaskan injuk dan terpal. Kini sudah bertransformasi dengan bangunan permanen sebanyak dua ruangan kelas. Karena masih memiliki keterbatasan bangunan, tidak menjadi halangan Agus untuk berhenti berjuang. Siswa kelas 3 masuk di pagi hari. Sedangkan siswa kelas 1 dan 2 masuk di siang hari.
Untuk siswanya sendiri, Agus dan sembilan rekannya blusukan ke desa setempat dan mendapati fakta bahwa banyak anak lulusan SD yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP karena terkendala biaya. Kebanyakan warga desa memang dari keluarga kurang mampu.
Alasan inilah yang menjadikan Agus yakin untuk membangun sekolah agar bisa menyelamatkan anak desa dari putus sekolah. Meskipun dengan fasilitas seadanya.
Sampai sekarang SMP Djuantika perlahan mulai memiliki sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas belajar dan mengajar. Tidak hanya itu SMP Djuantika pun perlahan mencetak para juara. Seperti Lomba Hafiz Quran, Juara 1 Lomba Cipta Cerpen setingkat Kabupaten dan prestasi-prestasi lainnya.
Tetaplah bersemangat ya anak-anak. Karena belajar untuk bermanfaat.
Bahu Membahu Membangun Sekolah dengan Warga
Di tahun 2015, Agus dan rekan membuka donasi untuk membangun ruang kelas. Deddy Mizwar yang saat itu menjadi Wakil Gubernur turut serta dalam membantu iuran. Selain itu warga sekitar juga saling bahu membahu dalam mewujudkan ruangan kelas ini.
Akhirnya dana yang terkumpul cukup untuk membangun ruangan kelas dengan total dana yang terkumpul saat itu sekitar 50juta. Di tahun 2019, siswanya bertambah menjadi 113 siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Pada saat itu biaya sekolah masih gratis, mulai dari biaya SPP, seragam, batik, rompi hingga buku semuanya berasal dari donatur perorangan, iuran warga dan tambahan dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) swasta.
Warga setempat pun bersyukur dengan adanya sekolah SMP di desa mereka. Karena di wilayah desa tidak ada sekolah SMP sebelumnya. Mereka yang mampu harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk sekolah SMP yang ada di Cicalengka
Karya Berkelanjutan dari Sang Pemuda Agus Akmaludin
- https://kanal31.com/agus-akmaludin-kualitas-tidak-akan-pernah-tertukar/
- https://sekolahloka.com/data/smp-djuantika/
- https://referensi.data.kemdikbud.go.id/residu/satuanpendidikan/detail/
- https://jabar.tribunnews.com/2019/08/24/gotong-royong-warga-pegunungan-sekolah-gratis-semula-saung-kini-jadi-bangunan-permanen
- https://talakembara.com/
- https://instagram.com/agus.akmaludin