Parents! Tak Perlu Ragu Lagi Kini Sirop Obat Aman Untuk Anak

April 06, 2023

Dialog Kesehatan GPFI

 

Benarkah Sirop obat sudah aman untuk anak?

Orang tua mana yang tidak khawatir saat anak terserang sakit? apalagi kalau sakitnya lumayan berat dan dalam waktu yang lama. Seringkali terbersit dalam hati, biarlah saya saja yang sakit. Tapi parents, percayalah kalau kita seorang ibu yang sakit malah bakalan bikin repot suami dan anak. Jadi, berdoalah agar selalu diberi kesehatan.

Ini pengalaman ketika Aisyah putri kami harus di rawat inap karena demam tinggi yang tidak kunjung sembuh. Awalnya kami mengira Aisyah hanya demam biasa, diberikan obat penurun panas tidak ada perubahan. Demamnya kadang datang di waktu tidak tentu. Kadang siang kadang malam dan suhu badannya bisa tiba-tiba tinggi. Obat penurun panas yang kami berikan masih dalam bentuk drop karena usia Aisyah pun belum genap 2 tahun.

Namun di tengah kepanikan saya mengenai kondisi Aisyah, tiba-tiba muncul berita bahwa ditemukannya kasus gagal ginjal akut pada anak karena mengkonsumsi obat sirop yang mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Alhasil makin panik dan cukup stres.

Pemberian obat pun kami hentikan sementara, sambil kami terus berkomunikasi via whattsapp dengan dokter anak Aisyah. Sambil memantau perkembangan informasi juga. Untuk sementara kami lakukan kompres air hangat di beberapa titik tubuh Aisyah.

Aisyah Sakit

Karena demamnya tidak kunjung mereda bahkan naik turun, akhirnya kami memutuskan membawa Aisyah ke rumah sakit sesuai dengan saran dari dokter anak. Setelah pemeriksaan darah, ditemukan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan Aisyah demam tinggi terus menerus, alhasil dokter menyarankan bahwa Aisyah harus di rawat inap.

Setelah terapi antibiotik 5 hari di rumah sakit, alhamdulillah Aisyah dibolehkan untuk pulang. Doakan terus ya agar kami selalu sehat dan dijauhkan dari segala penyakit.

Mengenal GGAPA (Gagal Ginjal Akut Pada Anak)

Penyakit gagal ginjal sebenarnya bisa menyerang siapa saja. Baik anak-anak maupun dewasa. Penyakit gagal ginjal adalah penurunan fungsi ginjal secara mendadak. Namun berbeda dengan orang dewasa, penyakit gagal ginjal akut pada anak, biasanya disertai gejala seperti diare, muntah, demam, batuk dan pilek, penurunan jumlah air seni bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Selain itu ada beberapa kasus yang memang sudah ada sejak lahir (penyakit bawaan).

Jika anak sudah mengalami gagal ginjal, maka penanganan yang diberikan adalah dengan obat-obatan, diet khusus untuk penyakit ginjal, juga dyalisis (cuci darah) bahkan transplantasi ginjal. Semua metode penanganan penyakit ginjal ini akan disesuaikan dengan penyebab dan seberapa parah kondisi anak saat dirawat.

GGAPA menjadi kejadian luar biasa saat pertama kalinya dalam sejarah Indonesia terjadi lonjakan masal selama periode Januari 2022 hingga Oktober 2022. Penanganan demi penanganan pun dilakukan meskipun awalnya masih belum diketahui penyebab gagal ginjal akut pada anak ini disebabkan oleh apa. 

Namun, setelah keluarnya kasus yang sama di Gambia dan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) melakukan teleconference dengan para dokter di Gambia. Diketahui bahwa semua gejalanya sama persis seperti yang dialami oleh anak-anak Indonesia. Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa jenis obat sirop yang mengandung cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG) / Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG) / Dietilen Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia.

Perkembangan Terbaru Keamanan Obat Sirop Untuk Anak

Gangguan Ginjal Akut Pada Anak


Untuk memastikan perkembangan terbaru keamanan obat sirop anak dapat dikonsumsi. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementrian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi menyelenggarakan acara Dialog Interaktif Kesehatan dengan tema "Sirop Obat Aman Untuk Anak" yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta pada 21 Maret 2023.

Pada kesempatan kali ini, dihadiri oleh beberapa narasumber yang dapat menjelaskan mengenai keamanan obat sirop, diantaranya :

1. Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S.

Selaku Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

2. Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm

Selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

3. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A(K)

Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia

4. Apt. Noffendri Roestram, S.Si

Selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

5. Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D

Selaku Guru Besar Farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung

Dialog Interaktif "Sirop Obat Aman Untuk Anak"

Direktur Kemenkes

Sesi dialog interaktif mengenai Sirop Obat aman untuk anak ini diawali dari pemaparan Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.A.R.S. Selaku Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Menurut beliau, Kemenkes sudah melakukan langkah-langkah penanganan untuk kasus GGAPA, seperti :

1. Menerbitkan surat edaran penghentian sementara obat sirop pada anak pada tanggal 18 Oktober 2022 untuk semua layanan kesehatan dengan tujuan untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia agar tidak ada lagi yang mengalami kejadian yang sama

2. Melakukan konferensi pers pada 21 Oktober 2022 mengenai daftar obat yang dihentikan yang mengandung cemaran ED GED

3. Mengikuti arahan dari BPOM mengenai sirop obat yang aman dikonsumsi atau tidak

4. Mensosialisasikan list obat yang aman dikonsumsi melalui e catalog

5. Bekerjasama dengan BPOM dan stakeholder untuk menguji bahan baku eksipien, sehingga kedepannya keamanan obat pun dapat lebih terjaga

BPOM

Selanjutnya Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm, Selaku Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Karena kejadian GGAPA ini merupakan kejadian pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, BPOM selaku badan yang memang mengawasi perederan obat sirop melakukan beberapa langkah untuk pengawasan yang lebih ketat diantaranya :

1. Melakukan investigasi, memperluas sampling, melakukan pengujian obat sirop dan bahan tambahan yang digunakan, melakukan pemeriksaan sarana produksi kepada industri farmasi Indonesia.
2. Melakukan sanksi hukum, dengan cara mencabut sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), mencabut nomor ijin edar produksi untuk industri farmasi yang 'nakal' dan jika ada unsur pidana maka akan dilakukan kelanjutan ke jalur pidana pula
3. Mengeluarkan perintah pada industri farmasi untuk menghentikan produksi obat sementara dan memperketat pengawasan
4. Merilis obat-obat yang aman dikonsumsi di media sosial, televisi dan kanal-kanal publikasi lainnya atau boleh mengakses di www.pom.go.id
5. Kedepannya BPOM akan terus melakukan pengawasan dan pengendalian secara komperehensif 
6. Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan obat seperti yang tertera pada kemasan obat
7. Secara berkelanjutan terus melakukan deskripsi verifikasi pengujian sampai dengan 17 Februari 2023

Ketua IDAI


Sebagai end user para orang tua alias dokter anak, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A(K), selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia menjelaskan bahwa awal keanehan ini terjadi di bulan Agustus-September 2022. Banyak anak dengan gejala hanya batuk demam, lalu tidak bisa buang air kecil, tiba-tiba meninggal. Padahal sebelumnya telah dilakukan penanganan seperti cuci darah, tapi kondisi anak-anak ini malah jadi tidak bisa nafas, lalu dipasang ventilator, akhirnya terjadi penurunan kesadaran dilakukan intubasi tapi meninggal mendadak.

Dari kasus itu, kami para dokter anak dan dokter intensive care unit merasa stres. Karena penanganan yang dilakukan dirasa sudah benar sesuai dengan prosedur. Kemudian dicari beberapa faktor penyebab lainnya, namun ternyata dengan dilakukan terapi lain pun tetap tidak mempan juga. Pada saat itu kematian anak sudah mencapai 50%. Sampai pada akhirnya kami sebagai dokter anak, mendapat laporan dari Gambia bahwa ada kasus yang sama seperti di Indonesia. Setelah dilakukan meeting zoom dengan dokter-dokter di Gambia kami melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan bekerjasama dengan kemenkes.

Setelah diketahui penyebabnya muncul masalah baru lain yaitu pasien anak terus bertambah namun ruang dyalisis (cuci darah) anak terbatas dan ruang PICU pun terbatas Informasi belum tersosialisasi secara merata kepada semua dokter anak Indonesia.

Menurut beliau, IDAI ini tidak mempunyai wewenang untuk menghentikan obat. Makanya kami memilih alternatif lain yaitu memberikan resep obat puyer bagi anak yang sakit, namun ternyata mengembalikan kepercayaan dari masyarakat ini justru yang sulit.

Ketua Apoteker IAI


Tidak hanya itu, fasilitas kesehatan pun terkena dampaknya. Apotek-apotek dilarang untuk menjual obat sirop pada masyarakat bahkan ada yang sampai disita oleh pihak kepolisian. Untuk itu Apt. Noffendri Roestram, S.Si, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.

Kami sebagai apoteker itu membuat obat tidak asal-asalan. Semuanya ada pedomannya, yaitu pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan ketat dari BPOM. Namun ternyata selama ini, ada titik lemah yaitu tidak semua bahan baku tambahan obat diuji, ada beberapa bahan baku obat yang diuji secara parsial saja. Apalagi untuk industri-industri farmasi yang dikategorikan rendah, akhirnya melalui kelemahan inilah muncul 'oknum' yang memasukkan zat beracun pada obat-obat tertentu.

Dari kejadian inilah kami industri farmasi melakukan langkah-langkah evaluasi yaitu :
1. Penyempurnaan dari hulu sampai hilir yaitu dari cara membuat obat sampai pendistribusian. 
2. Melakukan edukasi program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat secara tepat dan benar. 
3. Meyakinkan kepada masyarakat bahwa obat yang dijual di apotek itu aman digunakan

Guru Besar Farmasi ITB

Sedangkan dari segi akademisi ada Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar Farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung. 

Menurutnya ED GED bisa menjadi pengawet, anti mikroba dan disinfektan. Sedangkan untuk PG dan Gliserin ini biasanya terdapat digunakan oleh farmasi, kosmetik, PKRT, rokok elektrik dan industri makanan.

Maka dari itu kedepannya masyarakat harus lebih meningkatkan literasi dalam hal membeli dan mengonsumsi obat. Bijak dan cerdaslah, selalu baca aturan pakai agar obat itu tetap aman, berkhasiat dan bermutu.

Sirop obat aman


Sebagai seorang public figure termasuk ibu yang memiliki dua orang balita, Mona Ratuliu sebagai salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, menjelaskan tentang pengalamannya pada saat anak sakit dan obat sirop di tarik sementara. Obat penurun panas yang disimpan di rumah pun terpaksa tidak digunakan, dan langsung membawa anaknya ke dokter.

Kesimpulan

Dari dialog interaktif kesehatan yang diselenggarakan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI)  ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
  • Pemerintah telah melakukan control dan monitoring secara ketat terhadap aspek kualitas obat
  • Pemerintah melalui Kemenkes dan BPOM bekerja sama untuk memastikan bahwa obat yang dikonsumsi aman
  • BPOM menggunakan prinsip kehati-hatian untuk merilis obat aman, aturannya ada di website BPOM dan akan terus dilakukan pembaharuan
  • Pemerintah sudah memperbaiki system monitoring
  • Obat yang sudah dipastikan aman sudah dapat dibeli melalui fasilitas kesehatan lainnya seperti apotek
  • Menghimbau masyarakat untuk tidak ragu untuk menggunakan obat sirop yang dinyatakan aman, dan terus mengikuti perkembangan obat yang aman
***

Sebagai orang tua khususnya yang mempunyai balita, pastikan selalu memberikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, agar anak kita pun tidak mudah sakit dan memiliki imun yang baik. Jikalau sudah terlanjur sakit dan mengkonsumsi obat. Jangan lupa untuk selalu membaca aturan pakai yang tertera dalam kemasan obat dengan cermat. Termasuk dosis, cara minum dan juga tanggal kadaluarsa.

Ingat ya parents, jangan takut memberikan obat sirop untuk anak jikalau anak sakit karena BPOM sudah memastikan keamanannya. Selain itu, ikuti terus perkembangan obat aman yang terbaru, baik melalui berita maupun media sosial. 

Jika dalam 2 atau 3 hari tidak ada perubahan, segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jadilah orang tua yang bijak dan cermat.

***

Sumber :





You Might Also Like

26 Comments

  1. alhamdulillah akhirnya kabar yang dinanti oleh ibu di seluruh Indonesia tiba juga, obat sirop aman untuk anak ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba betul banget, alhamdulillah agak tenang ya

      Delete
  2. Alhamdulillaah kini orangtua tidak was-was lagi karena obat sirop sudah bisa dikonsumsi anak2 lagi. Mudah-mudahan ke depannya tidak ada drama efek penyakit yang menyertainya aamiin. Kita sama-sama menjaga dan memantau bersama Kemenkes dan BPOM ya semoga kesehatan anak-anak Indonesia semakin baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mudah-mudahan kedepannya pemerintah dan badan terkait bisa lebih ketat dalam mengontrol peredaran obat dan makanan ya. Agar kejadian kemaren gak terulang lagi

      Delete
  3. ga perlu was was dan parents tenaaanggg dong
    karena berita soal cemaran syrup waktu itu kan bikin panik yah
    makasiii banyak infonya mba.

    ReplyDelete
  4. Aisyah semoga sehat selalu ya nak.
    Parents udah bisa bobo nyenyak karena sirop obat aman untuk anak ya. Alhamdulillah udah seperti situasi semula ya mba..karena kalau ada cemaran kayak kemarin itu rasanya sedih banget

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah ya mbak, sekarang sirop obat sudah dinyatakan aman untuk dikonsumsi ya. Terutama untuk anak-anak nih, karena waktu kemarin itu anakku pas demam jadi galau mau ngasih paracetamol.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, mana paracetamolkan obat yang memang sengaja harus ada ya mak dirumah. Jadi galau mau ngasih apa engga, kudu instruksi dokter dulu

      Delete
  6. Saya kok kurang mengikuti berita tentang pihak2 yang terbukti melakukan tindakan yang berakibat kejadian ini. Kena hukuman berapa tahun mereka ya? Semoga kasus ini jadi pembelajaran agar tidak terulang kejadian serupa di masa depan.

    Doa saya bagi anak-anak yang sudah menjadi martir dalam kasus ini. Semoga damai dalam keabadian.. Juga bagi para orangtua yang kehilangan anak-anak mereka, semoga bisa kembali bangkit menjalani kehidupan.

    ReplyDelete
  7. Iya, alhamdulillah banget nih dah ga galau kalo mau ngasih obat sirop ke anak-anak. Alhamdulillah badai udah berlalu ya maaaak

    ReplyDelete
  8. Waktu ada kasus, banyak orang tua terutama Ibu yang khawatir. Mengembalikan mereka untuk percaya lagi, memang jadi PR ya. Paling gak, sekarang udah tahu kalau sirop itu aman. Jangan lupa juga buat cek di BPOM

    ReplyDelete
  9. sedih banget ya waktu kemarin kasus gagal ginjal ini muncul karena yang kena itu bahkan masih bayi yang belum kenal makanan. alhamdulillah sekarang obat siropnya sudah aman ya mbak buat dikonsumsi

    ReplyDelete
  10. Jangan sampai terjadi lagi adanya kasus gagal ginjal akut ini ya mba. Metode penanganananya juga kasian buat anak. Aplagi jika harus cuci darah bahkan transplantasi ginjal. Smoga sehat selalu

    ReplyDelete
  11. Terbayang saat Aisyah sakit di situasi gonjang-ganjing obat..duh pasti kuatir sekali
    Syukurlah kini enggak perlu takut lagi memberikan obat sirop untuk anak saat anak sakit karena BPOM sudah memastikan keamanannya.

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah ya... Ternyata bukan orang tua aja yang panik... Semua stakeholder di bidang kesehatan juga bingung, tapi untungnya pada bergerak cepat...

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah
    Sekarang sirop obat sudah aman
    Orang tua tak perlu bingung lagi dalam mencari obat saat anak sakit ya mbak

    ReplyDelete
  14. finally ya mbaa.. sekarang para ortu nggak perlu khawatir lagi kalau mau kasih oba sirop ke anak2. ga perlu was2 kalau ada efek samping gagal ginjal akut seperti bulan2 lalu ya mbak

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah akhirnya gak bikin khawatir lagi ya mba.. jika tiba2 anak sakit bisa kasih sirop obat yg sudah aman ...

    smoga aja gak ada lagi kasus baru gagal ginjal akut

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah obat sirop aman untuk anak sekarang ya, gak ada yang mau anaknay sakit tapi setidaknya gak jhawatir lagi konsumsi obat sirop mulai skr

    ReplyDelete
  17. Turut seneng dan bersyukur. Alhamdulilah drama dan kekhawatiran tentang obat sirop terutama untuk anak seketika lenyap. Obat sirop sangat membantu orang tua ketika si kecil sakit karena lebih mudah ketimbang tablet atau kapsul. Sehat -sehat semuanya.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah seneng banget membaca berita obat sirup aman buat anak2.
    Berita yang sempat heboh bikin emak deg degan jugaa.

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah akhirnya sudah memperoleh kepastian kalau obat sirop aman ya. Semoga kejadian kyk gtu gak terulang kembali.
    Sekarang udah berani nyetok obat sirop khususnya penurun demam buat anak lagi di rumah.

    ReplyDelete
  20. Beruntung karena sudah aman dan beredar kembali
    Artinya mamak tiga anak seperti saya tidak akan ada drama minum obat apalagi kalau bersamaan semua sakitnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huwaaa drama minum puyer ke anak yaa. Jagain anak sakit itu udah puyeng eh harus bujuk untuk minum obat. Alhamdulillah sekarang bisa minum obat sirup lagi

      Delete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete