Awal 2020 | Tahun Kesedihanku

April 12, 2020


Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? 
(QS Al- An'am : 32)

Tahun Kesedihanku


Disaat wabah corona datang melanda negeri ini. Disaat itu pula aku diterpa lagi episode sabar. Rasanya Sang Pencipta masih belum mau menghilangkan episode sabar dalam hidupku. Aku masih harus meluaskan lagi kesabaran, meningkatkan lagi kekuatan dan energi untuk menerima takdirNya.

Tepat tanggal 27 Maret 2020, aku diberitahu bahwa ibuku masuk ICU. Sebelum masuk ICU, mama sempat telpon aku 6 kali, namun entah kenapa malam itu tidurku pulas sekali, sehingga suara telpon berdering pun tidak terdengar.

Saat pagi harinya, selepas menunaikan sholat subuh. Aku melihat handphone dan ada 6 missed calls dari nomo ibuku. Ternyata aku diberitahu bahwa mama, malam itu dilarikan ke ICU karena sesak nafas.

Hati ini was-was, udah punya feeling yang gak enak. Tapi Lahaullah wala quwwata illa billah. Berharap ada kabar baik kedepannya.

Rasanya ingin langsung pergi ke Surabaya, tapi karena kondisi yang belum memungkinkan dan isu wabah yang membuat beberapa daerah melakukan lockdown termasuk pembatasan moda transportasi. Hanya bisa berdoa, berharap Allah berikan kesembuhan.

Doa makin dikencengin, tapi tetep hati dan pikiran gak karuan.

Tepat tanggal 30 Maret 2020, aku diberitahu bahwa mama sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa dan kondisi sudah semakin membaik. 

Hari itu juga aku sempat melakukan panggilan video call.

A: Mah, lagi apa? kok bisa masuk ICU?
M: Iya gha, mama kebanyakan makan soto. Katanya lemak ke jantung
A: Ya Allah
M : Jadi malem itu nafas sesak banget gha,
A: Sekarang lagi apa?
M: Lagi nungguin ayah bawa makanan

Gak berapa lama, ayah datang dan panggilan pun aku akhiri

A : Sok makan dulu ya mama, 

Kira-kira itulah percakapan di tanggal 30 Maret 2020. Gak banyak dan panjang, mengingat mamaku juga butuh istirahat, setelah kurang lebih 3 hari ada di ICU.

Pagi kelabuku, 31 Maret 2020


Selasa, 31 Maret 2020. Pukul 04.45. Pas selepas menunaikan sholat subuh. Handphone aku nyalakan. Tiba-tiba ada satu pesan dari ayah yang berbunyi.

"Mama telah meninggalkan kita semua"

Tertegun sejenak, gak percaya. Aku langsung telfon ayah, tapi gak nyambung. Aku telfon nomor mama pun sama.

Dada makin sesak, jantung makin gak karuan.

Aku telfon kakaku. Dan bertanya, apakah benar? kakaku dengan suara yang parau menyatakan kalau kabar itu benar adanya.

Seolah disambar petir, kemarin baru saja aku masih melihat mama baik-baik saja dan sudah bisa makan.

Pecah tangisku tak berhenti.

Hanya berharap punya kekuatan untuk langsung ada di Surabaya saat itu juga.

Cintaku, belahan jiwaku telah pergi untuk selamanya.

Dengan hati yang gak karuan, air mata yang terus mengalir. Aku memutuskan menuju bandara, memesan tiket on the spot terbang menuju Surabaya. Aku meminta ayah untuk tunggu aku. Aku ingin antar mama ke peristirahatan terakhirnya.

Jadwal penerbangan pun aku dapat, aku flight pukul 10.20 dan sampai di Surabaya pukul 12.05. Alhamdulillah, selama perjalanan dilancarkan semuanya.

Sesampainya di Surabaya, aku langsung bergegas menuju rumah.

Aku sudah lihat, sesosok tubuh yang sudah terbungkus rapih kain kafan tertutup oleh kain coklat.

Rabbi, ini benar mamaku?

Aku ciumi, aku peluk, tak berhenti air mataku membasahi kain kafan Mama. Maaf ya mah, Gaga telat datang, Gaga gak bisa mandiin mama, Gaga gak bisa bajuin mama untuk terakhir kali. Maaf Gaga telat datang yah.

Sekarang, Gaga bakalan anterin mama ketemu Allah. 

Sesaat ambulance pun datang, seolah rasa takut itu hilang. Sepanjang perjalanan, aku tepat berada di samping keranda mama sambil terus air mata ini tak terhenti.



Rabbi, kenapa harus pilih aku? 

Rabbi, aku ikhlas. Engkau jauh lebih sayang mamaku. Mamaku sudah cukup berjuang dengan penyakitnya lebih dari 2 tahun lamanya. 

Mah, sekarang mama udah gak perlu lagi disuntik, ke rumah sakit lagi, kesakitan lagi, sesak lagi. Allah jauh lebih sayang mama.

Maaf ya mah, jalan-jalan ke Malang sesuai rencana kita batal. Tapi Gaga janji, Insya Allah akan bawa mama ke tempat yang jauh lebih indah dari Malang yaitu Surganya Allah.

Ijinkan Gaga jadi anak berbakti, jadi anak yang sholehah. Agar setiap doa yang gaga lantunkan untuk mama, Allah dengar dan bisa terangi alam kubur mama.

Aku yakin, kita hanya berpisah sebentar dan sementara saja. Waktunya mama untuk jaga aku telah habis, kelak waktuku pun akan habis. Aku hanya sedang menunggu giliran saja.




Allahummaghfirlahu wahamhu wa’aafihi wa’fu anhu, wa akrim nuzulahu wawassi’ madkhalahu wa aghsilhu minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubulabyadlu minad danas. Wa abdilhu daaraan khairam mind daarihi wa ahlan khairam min ahlihi wa ad khilhul jannata waaidzhu min ‘adsaabil qabri wa min ‘adsaabin naar.





You Might Also Like

1 Comments

  1. Semoga mamanya diterima amalannya ya...

    silahkan bertamu ke https://diaryummiadah19nk.blogspot.com/

    ReplyDelete