August In Bali - Episode 2
January 11, 2019
Never ending stories about Bali. Kalau sudah simak tulisanku August In Bali Episode 1, nah sekarang waktunya aku melanjutkan kembali keseruan-keseruan apa saja sih yang aku dan suami lakukan selama berlibur di Pulau Dewata.
Hari Kedua di Bali
Setelah merasakan nikmatnya ngopi di salah satu cafe di kawasan Petitenget Bali, kami memutuskan untuk kembali ke hotel karena mengingat waktu sudah pukul 22.00 WITA dan sudah mulai mengantuk.
Alhamdulillah selamat pagi mentari, tepat tanggal 5 Agustus 2018 hari kedua aku dan suami berada di Bali. Hari terakhir juga untuk menginap di kawasan Seminyak. Karena kami memilih untuk tidak memesan kamar hotel dengan breakfast, kami pun memutuskan pagi itu untuk jalan-jalan.
Tanpa mandi, kami keluar bertanya pada satpam hotel kemanakah arah pantai. Satpam menjawab hanya 10 menit berjalan kaki cukup ikuti jalan saja sampai ujung.
Akhirnya kami bergegas menuju Pantai Batubelig. Meskipun cuacanya agak mendung, tak menghalangi kami untuk tetap melanjutkan perjalanan ke pantai.
Jeng jeng....
Masih sepi dan beberapa turis sedang jogging dipasir pantai yang indah ini, meskipun si bule sibuk jogging aku sibuk foto untuk mengabadikan momen yang indah ini hehehe
![]() |
Niat melihat sunrise, terhalang oleh cuaca yang tiba-tiba hujan deras. Akhirnya kami berteduh disalah satu saung tepi pantai. Tak lama hujan reda, kami memutuskan untuk kembali ke hotel karena khawatir hujan akan turun kembali dan berbenah untuk sekalian check out.
Mencari Kuliner Halal di Bali
Perut tak kuasa menahan lapar, akhirnya kami brunch di salah satu warung nasi terkenal yaitu Nasi Pedas Ibu Andika. Warung Nasi Pedas Ibu Andika ini bisa dijumpai di daerah Blambangan atau Legian. Karena jarak lebih dekat ke Legian, maka kami memutuskan untuk makan disana. Warung Nasi ini sama persis seperti warung nasi pada umumnya, hanya saja hampir semua makanannya pedas. (Aku termasuk yang tak suka pedas)
![]() |
Source : tripadvisor.co |
Hehehe mohon maaf para netizen yang baik hati, aku lupa mengabadikan moment makanku ini karena lapar. Kalau tidak salah harga yang harus dibayar untuk makanannya sebesar Rp 25.000,- dan suamiku sebesar Rp 26.000,- belum termasuk teh manis hangat. hehehe (boleh cek updatenya via google aja yah)
Just Info :
Karena muslim di Bali itu masih sedikit (minoritas), jadi kebanyakan cafe itu pasti menyediakan menu non halal (yang aku tahu). Makanya aku lebih memilih memakan junkfood selama di Bali. So, hati-hati yah untuk memilih tempat makan disana.
Jangan lupa juga bawa alat sholat sendiri dari rumah, karena hotel dan villa disana jarang yang menyediakan.
Baca juga : August in Bali - Episode 1
Baca juga : August in Bali - Episode 1
Menuju Pantai Sanur dan Tanah Lot
Perut sudah kenyang, waktu pun tak terasa makin siang. Kami pun terpikir untuk mengujungi Pantai Sanur. Sebelum melaju ke pantai Saanur, kami singgah sejenak untuk beribadah di Masjid Al-Furqon. Masjid Al-Furqon ini terletak di Jalan Gatot Subroto Barat, Denpasar Bali.
Kami itu betul-betul memBolang loh hehehe
Di Masjid Al-Furqon ini, tak sengaja kami bertemu sepupu yang memang bekerja di daerah Denpasar. Kami pun berbincang, dan karena bertepatan dengan hari Minggu. Sepupu yang bernama Ati ini bersedia untuk menjadi tour guide ke Pantai Sanur dan Tanah Lot. Katanya kalau gak sekalian ke Tanah Lot sayang sekali.
Akhirnya kami pun bergegas menuju destinasi yang pertama Pantai Sanur. Kawasan ini bisa dibilang agak sepi dibanding Kuta. Meskipun banyak sekali hotel tepi pantai dan toko-toko yang berderet sepanjang jalan Pantai Sanur.
Di sepanjang Pantai Sanur ini ombak lebih tenang dibanding dengan Pantai Kuta dan Pantai Batubelig. Wisatawan pun bisa menikmatinya sambil berjalan, maupun menyewa sepeda. Karena ombaknya tenang, jadi Pantai Sanur ini tidak cocok untuk surfing cocoknya untuk melihat sunrise.
Namun, sayang sekali terlepas dari keindahannya, saat kami kesana pasir pantai begitu kotor dengan sampah, banyak sekali anjng yang berkeliaran tak terhitung. Selain itu mohon maaf, kotoran-kotoran anjing memenuhi pasir pantai (duh..sangat disayangkan)
Akhirnya kami pun tak berdiam lama di Pantai Sanur. Kami melanjutkan perjalanan menuju Tanah Lot. Perjalanan lumayan jauh dari Pantai Sanur ke Tanah Lot kira-kira 2 jam. Lagi-lagi kami mampir sejenak untuk drive thru ke sebuah restoran junkfodd untuk mengganjal perut. hehehe
Kami tiba di Tanah Lot sekitar pukul 16.30 WITA. Cuaca sangat mendung, dan benar belum lama kami berjalan menuju kawasan Tanah Lot hujan pun turun sangat deras. Alhasil, kami hanya bisa berteduh terlebih dahulu di sebuah gapura.
Bak gayung bersambut, tak sampai 15 menit hujan pun reda. Yeaay..akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan Tanah Lot dengan berjalan kaki.
(Oiya masuk kawasan Tanah Lot ini dikenakan tiket berbayar kalau tidak salah per orangnya Rp 25.000,- belum termasuk biaya tiket parkir kendaraan yah).
(Oiya masuk kawasan Tanah Lot ini dikenakan tiket berbayar kalau tidak salah per orangnya Rp 25.000,- belum termasuk biaya tiket parkir kendaraan yah).
Semua lelah dalam perjalanan, kecewa karena kondisi Pantai Sanur, dan meskipun cuacanya mendung dan sempat hujan terbayarkan oleh keindahan ciptaan Allah, Tanah Lot. Kawasannya betul-betul rapi, bersih, tertata dan bisa dibilang keamanannya pun terjaga. Pokoknya kalau ke Bali aku sarankan WAJIB ke Tanah Lot.
Suara ombak memecahkan karang sangat terasa ditelinga. Relax rasanya. Sayangnya, Tanah Lot ini tidak bisa dipakai berenang, hanya bisa dinikmati saja. Bagi kami menikmatinya saja sudah lebih dari cukup. Rasanya ingin berlama-lama, tapi karena mengingat perjalanan ke Ubud masih sangat jauh, akhirnya kami memutuskan untuk bergegas. Kami pun mengantarkan sepupu ke Denpasar. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Ubud.
Perjalanan Menuju Ubud
Kami tetap mengandalkan Google Maps untuk mencari lokasi Villa yang kami sewa. Disepanjang jalan menuju Ubud, kami penasaran mengapa banyak sekali warga yang berhamburan keluar rumah. Kami pikir sedang ada ritual, maklum sebelumnya hampir disetiap sudut jalan, kami menemukan beberapa ritual-ritual khas Bali dengan melibatkan banyak warga.
Tak terasa waktu makin gelap, sudah pukul 20.00 WITA, sesaat kami bertanya-tanya apakah maps ini menunjukkan jalan yang benar? Jalan yang kami telusuri semakin lama semakin sepi dan sempit, seperti ditengah hutan.
Dan akhirnya...kejadian juga Astaghfirulloh..!!!!
Kami terperangkap dijalan sempit dengan keadaan jalan didepan kami ada sebuah jembatan yang terputus. Krik..krik.....
Perasaan mulai tidak enak, maju tak bisa mundur pun susah. Sempat panik sejenak, akhirnya suami pelan-pelan memundurkan mobil. Kami kembali ke jalan awal yang lebih besar dan terang. Setelah sampai dijalan besar dan terang, kami memutuskan berhenti sejenak didepan sebuah toko, dan memutuskan menghubungi pihak Villa agar dapat menjemput kami.
Alhamdulillah, petugas Villa mau menjemput kami. Kami menunggu sekitar 30 menit. Akhirnya kami dipandu untuk mengikuti sepeda motor yang dikendarai oleh petugas villa.
Sampailah kami di Villa. Kami memilih menginap di Umah Hoshi Villa.
Umah Hoshi Villa
Jalan Uma Kelod Sebatu, Desa Sebatu,
Gianyar, Ubud - Bali 80561
Rating 9.1 (Via aplikasi traveloka)
Rate per malam Rp 559.510,-
Saat itu sekitar pukul 21.00 WITA. Sesampainya kami di depan receptionist villa, kami melihat beberapa tamu berkumpul di depan. Ternyata, Bali baru saja di guncang gempa. Yas, gempa yang mengguncang Lombok bermagnitudo 7 tepat tanggal 5 Agustus 2018 terasa hingga Bali. Innalillahi. Berarti saat dijalan tadi, warga yang berhamburan keluar itu karena gempa. Kami tidak merasakan sama sekali, mungkin karena kami sedang berkendara. Sedih sekali..
Subhanallah..
Saat kami sedang melakukan check in, gempa pun terasa kembali, begitu kencang sebanyak dua kali. Saat dirasa sudah aman, kami diantar menuju kamar yang berada di lantai 2. Ada rasa cemas dan khawatir gempa akan terjadi kembali. Ternyata rasa cemas itu benar adanya, malam pertama di Ubud kami tidak bisa tidur. Sepertinya semua tamu terjaga, hampir semalaman gempa terjadi terus-menerus.
Kami tak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan saudara-saudara kami di Lombok. Kami hanya bisa memantau via televisi di kamar. Orang tua, keluarga dan teman-teman banyak yang menghubungi kami, menanyakan kabar kami. Alhamdulillah kami disini aman, namun sedikit shock dan trauma. Rasanya ingin meminjam pintu kemana saja milik Doraemon, agar kami tiba-tiba berada di Bandung.
Rabbi..lindungi dan selamatkanlah kami...
Namun, dibalik rasa cemas dan takut. Mata kami benar-benar telah jatuh cinta dengan Umah Hoshi Villa ini. Tak salah memang, dinilai 9.1 (recommended untuk honeymoon loh❤)
![]() |
So Lovely Bedroom |
![]() |
Traditional Bathtub |
![]() |
Pool with the view |
Penasaran dong sama ketegangan apalagi yang kami rasakan selama di Bali? tunggu kelanjutan ceritanya di episode 3 yah.. see u soon.
54 Comments
Yang punya, Indonesia nih..mudah2an Bali selalu aman dan tentram yah..
ReplyDeletefotonya cakep-cakep
ReplyDeleteinnalillahi, kebayang teh panik ga bisa tidur karena takut gempa susulan :( btw villa nya enakeun banget yah
ReplyDeleteBukan ga bisa tidur lagi teh, emang terjaga pake baju lengkap pula jaga2 kalo gempanya keras bgt bisa langsung keluar ga riweuh.. qadarallah kami masih diselamatkan.. iya villanya enakeun banget tiis bener2 bikin freshlah
DeleteWaaah Bali salah satu destinasi yang ada di wishlist aku
ReplyDeleteSemoga tahun ini bisa terwujud kesana aamiiin
Aamiin semoga segera yah taun ini bisa ke Bali
DeleteWah jadi kangen Bali ..kapan ya bs ke.sana lagi...heu..
ReplyDeletetanah lot cantik banget ya teh Masya Allah. Gak kebayang deh aku paniknya kaya gimana teh tapi pas di dalem mobil mah gak kerasa ya. untungnya di ganti sama view yang cakep banget di villanya
ReplyDeleteQadarallah di mobil bener-bener ga kerasa sama sekali. Iya Alhamdulillah Allah kasih ganti view villa yang enakeun
DeleteVillanya bagus dan murah teeeh.
ReplyDeleteNext ke sana ingin coba villanya. Mudah2an harganys masih segituan juga hhi
Harus kesana sama suami yah duaan aja jangan banyakan weheheh
DeletePastilah panik y teh, lg liburan pula jd g fokus.. tp aku penasaran sma crita slanjutnya😍
ReplyDeletePanik banget jadi mau honeymoon teh atuh malah begadang wehehee
Deletetempatnya keren banget
ReplyDeleteAahhh jd kangen pengen ke Bali lagi udh lama
ReplyDeleteTeeeh! Pengalamannya mirip banget dong sama aku! Haha. Pas mau ke villa di Ubud. Nyampe Bali malem, ke daerah Ubud udah sekitar jam 12-an. Susaaah banget karena semua sawah. Sampe jalan becek dan sempit. Haha. Seru tapinya..
ReplyDeleteBecek dan sempit mending.. ini sempit poek dan depan kita jembatan keputus gitu..berasa spooky banget.. siga di leuwwung gusti
DeleteVillanya enak banget, mba. Cantik, asri gitu. Bikin betah,deh
ReplyDeleteSemoga dapat berkunjung ke Bali lagi
Oh mba megha kesana pas ada gempa lombok itu, ya? Wah Bali kan deket ama lombok pasti kerasanya kenceng banget, yaaa....
Alhamdulillah semuanya selamat.
Awalnya memang mau lanjut ke lombok mbak, tapi Qadarallah yah Allah punya rencana lain masyaAllah iya mba kita aman
DeleteJadi waktu terjadi gempa Lombok mbak Mega lagi di Bali...ya Allah..
ReplyDeleteSama waktu tsunami Aceh, aku tinggal di Sumut, jadi terasa banget.
Oh ya itu Umah Hossi villa keren bangets siii...
Jadi mupeng ke Bali lagi.
Ditunggu part3-nya :)
iya tante pas hari kedua aku di Bali langsung gempa lombok, subhanallah yah
DeleteAsyik yang ditunggu2 pun tiba. Seru liburannya teh. Alhamdulillah aman selama gempa ya 😊.
ReplyDeletePantai di Indonesia memang bagus2 tapi lagi2 sampah jadi masalah. Semoga para wisatawan kini lebih sadar ya supaya gak buang sampah sembarangan lagi teemater para pedagang di sekitar lokasi wisata. Ditunggu cerita selanjutnya 😊
Bene banget mbak sampah Peer besar banget nih buat kita sebagai orang indonesia
DeleteBener banget mba, tahun lalu waktu liburan ke Perth skalian nginep di bali karena transit. Aku ngerasa malah lebih sulit nyari tempat solat dan makan halal di bali ketimbang di Perth, nggak itu aja anjing juga banyak berkeliaran, klo di Perth semua dipegang empunya, jadi berasa aman.
ReplyDeleteKalo di Bali itu bener-bener anjingnya kaya anjing liar. Terus seremnya kan lagi banyak banget berita anjing gil di Bali makanya takut mbak huhu
DeleteWaw..pengalamannya memang seru-seru yak! Dari mulai tersesat gegara Maps (kalau yang ini saya juga pernah ngerasain, tersesat di Jogjakarta hehehe), ikut ngerasain gempa, tapi bisa lihat pemandangan yang bagus di pantainya serta menikmati kenyamanan di hotelnya ya...
ReplyDeleteSepertinya pengalaman berlibur ke Bali, perasaannya nano-nano deh!
iya pengalamannya banyak banget Alhamdulillah. heheh jadikan bisa menginspirasi kalo ada yang bernasib sama kaya aku whehehe
DeleteMemang kl di Bali, harus hati2 memilih makanan krn sebagian besar tdk halal untuk muslim
ReplyDeleteBetul mba..klo ke cafe juga baca menunya ampe akhir soalnya suka nyelip menu non halalnya
DeletePengalaman yang sama adalah tersesat oleh Map. Haha.. saya malah pilih ngandalin tanya orang..haha cara jadouel tapi lebih gampang
ReplyDeleteSaya udah tanya mak, cuma jawabannya bingung ke utara dan selatan berasa di jogja weheheh
DeleteBaliii, kangenin banget emang kesini mah. Mba itu yang villa di Ubud, poolnya private kah? Please need info. Lagi cari penginapan yang ada pool private gitu hehe.
ReplyDeleteEngga private pool mba..tapi dikamar ada bathtub sih.. tapi aku suka villanya, cuma ada 10 pondokan gitu sepi sunyi cuco untuk 2an sama suami hehe
DeleteAgak degdegan dan panik pastii ya teh pas gempa.
ReplyDeleteBtw villa nya tjakep banget, bahkan kamar mandi dan kolam renangnya aja sebagus ituuu. Mauu ahh kalau ke Bali
Dibalik segala kepanikan tersimpan keindahan..meskipun ga bisa tidur nyenyak tapi senenglah bisa menikmati alam yang indah ini
DeleteVillanya asri dan keren. Rating 9 di Traveloka ya.
ReplyDeleteAlhamdulillah aman selamat ya Teh wisata ke Balinya, walaupun jadi engga tidur...
Nah itu bun alhamdulillah masih Allah selamatkan meskipun ya gak tidur jadinya hehe
DeleteVila kedua itu dikawasan pegunungan kah mbak?jauh dari pantai? Kayanya kok adem gitu,dan kamar mandinya unik,pake batu2 lantainya
ReplyDeleteIya betul mbak..tepatnya di desa sebatu Ubud..enak hening pemandangan sawah melintang
DeleteWahhh pas gempa nggak kerasa ya Teh Mega.. untung gak kenapa napa ya.. btw itu villanya kuereeen hehehe
ReplyDeleteIya mbok karena lagi dijalan kali yah..cuma heran liat orang-orang pada kumpul diluar aja..ternyata gempa
DeleteWuih...bolangnya asyik ya mbak. Artikelnya cakep, bisa dijadikan panduan neh saat bolang ke bali
ReplyDeleteYeaay Alhamdulillah hayuk ah kita ngebolang lagi ke Bali
Deletesudah lama belum ke Bali. Pemandangannya cakep. Ditunggu episode selanjutnya
ReplyDeleteIya mba ditunggu final episodenya yah hehe masih ngedraft nih
DeletePengalaman yang seru. Tapi gak bakal kapok kalo ke Bali lagi kan,Teh?
ReplyDeleteAlhamdulillah kayaknya agak trauma hahaha.. next coba ke pulau lain yang belum pernah dikunjungi.. labuan bajo mungkin aamiin
DeleteWaaaaahh..nggak kebayang ikut ngerasain gempa juga. Alhamdulillah tetap dalam lindungan Allah.
ReplyDeleteBak novel aja nih. Ada kejadian yg bikin deg2an. Dari jalan buntu sampe Genoa. Ternyata pas Mbak Mega lagi di Bali, to.
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya, yak. Nice info juga nih villa-nya. Kolam rentangnya keliatan alami, jadi pengen nyemplung :)
Mbaak tatiek lagi buru-buru nulis yah..typo mba wehehe..
DeleteIya nih bak drama dari yang mulus sampai yang tegang lengkap sudah
Masya Allah indah sekali tempatna ... Jadi pengen berwisata berdua
ReplyDeleteItu tempat penginapannya keren banget, mbak. Menyatu sekali dengan alam. Suka banget ��
ReplyDeleteIya mba egy suka banget aku juga alam banget..sueegerr ke mata
DeleteWooow...keren bingit villanya. Liburan jd deg degan ya.
ReplyDeleteSaya liburan akhir tahun dg keluarga besar ke Pesona resort & spa..seru & keren tempatnya